,

Dosa Quotes

Quotes tagged as "dosa" Showing 1-19 of 19
Felix Y. Siauw
“Ibadah yang kita lakukan belum tentu berpahala sedangkan maksiat yang kita buat sudah pasti menghasilkan dosa.”
Felix Y. Siauw

Pramoedya Ananta Toer
“Pernah kudengar orang kampung bilang : sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya.”
Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations

Mochtar Lubis
“Mata mereka silau melihat kejahatan dan dosa-dosa mereka sendiri. Mereka lebih suka menyembunyikannya dan tak melihatnya. Tak mengingatnya dan tak membukanya. Jangankan membukanya kepada orang lain, kepada diri sendiri pun, masing-masing enggan dan tak hendak mengakuinya.”
Mochtar Lubis, Harimau! Harimau!

Mira W.
“Tuhanku, jika aku berdosa kepada-Mu, mengapa hukumannya Kaulimpahkan kepada anak-anakku?”
Mira W., Jangan Pergi, Lara

T. Alias Taib
“sebatang mancis sudah cukup
untuk membakar hutan pahang
sepatah kata sudah cukup
untuk membakar hutan cinta

(cukup)”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci

“Tentang doa, tentang harapan, kepada semua perihal yang ingin di sampaikan, seorang hamba, tanpa menjumlah dosa, ia terlelap, namun tak bangun memburu ampunan.


#andradobing”
andra dobing

Dian Nafi
“kalau dosa, ada penawarnya kok. Ntar bisa kita tutup dengan amal baik lainnya.

Yakin masih punya kesempatan? Masih nafas ntar?”
Dian Nafi, Gue Takut Allah

Rosli K. Matari
“Segala yang berdosa itu
menyelit dalam samar,
berselindung di sebalik kelam,
tersembunyi dalam pekat hitam.

(Malam)”
Rosli K. Matari, Matahari Itu Jauh
tags: dosa, malam

Dian Nafi
“Doa yang panjang,padat dan berisi penuh kehambaan dan permohonan ampun kepada-Nya membawa kami luruh. Terbayang dosa-dosa dan kemaksiatan yang telah lalu. Air mata tak henti-hentinya menetes, seiring tetes air hujan yang turun rintik-rintik membasahi bumi.”
Dian Nafi, Miss Backpacker Naik Haji

Dian Nafi
“Nikmat ini adl sebesar-besar nikmat. Aku malu, aku merunduk. Dosaku byk,kemaksiatan msh jd temanku tp Dia Pengasih”
Dian Nafi, Miss Backpacker Naik Haji

Dian Nafi
“Ada penawarnya kok. Kalau sentuhan, ntar wudlu juga gugur dosanya.

Yaelaaaah…mau bikin alibi ya?

Mau bolak-balikin hukum sesuai dengan kepentingan sendiri?

Kan di hari akhir, semua anggota badan bicara dan ngaku sendiri, lho”
Dian Nafi, Gue Takut Allah

T. Alias Taib
“bersalah pada-Mu
seakan menggugurkan sayap burung
ke pipi sumur
tak seorang yang tau
kecuali riaknya yang mengembang
tanpa gema
menipis dan menghilang

(bersalah)”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci
tags: dosa

Ayu Welirang
“Bagaimana harus menjalani kehidupan untuk menebus dosa di kubangan dosa?”
Ayu Welirang, Rumah Kremasi: Kumpulan Cerita Pendek

“Kebaikan akan mendatangkan ketenangan sedangkan kejelekan (dosa) akan mendatangkan kegelisahan”
alfialghazi, Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah

T. Alias Taib
“bersalah pada manusia
seakan meletusnya gunung berapi
belerangnya menyala kebiru-biruan
memerciki sebuah negeri
suara yang terlepas
adalah gigi api
mengunyah lalang-lalang kering

(bersalah)”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci
tags: dosa

Dian Nafi
“ada yang patah arang karena alami pelecehan dst sehingga ingin bunuh diri. karena tak kuat menanggung malu&rasa berdosa.”
Dian Nafi, Muslimah Kudu Happy

“Ting, ting, ting, lonceng itu berbunyi kembali di pos Ronda. Menandakan perbatasan hari sudah dimulai. Lonceng itu bicara "jangan tidur terlalu lelap paduka, Tuhan menunggu pengakuan dosa rakusmu tentang dunia". Manusia itu terlelap kembali, seakan matahari esok terbit seperti biasanya.”
Nurdin Ferdiansyah

“Menulis untuk saham akhirat. Tulis baik dapat pahala. Tulis dusta domba fitnah dapat dosa.”
simpleshida

Titon Rahmawan
“Jalang

Ada sekuntum mawar di dadamu
dan dusta di mulutmu.
Sesungguhnya,
Kau tak menggonggong
serupa anjing yang tolol.
Kau hanya tak mengindahkan hal lain, selain rasa laparku.
Kaugigit tulang
dari kedalamanku yang perih.
Mata yang tak peduli
dan hasrat untuk membunuh.

Gelegak darah ini
sama kejinya dengan tikam amarah.
Api yang kau sembunyikan
di balik mata pisau beringas.
Pada dadamu yang terbelah
jantungmu yang memerah.
Kejalangan yang kau tunjukkan
tanpa penyesalan dan rasa malu.

Lagak lagumu tak semerah gincu
yang kau kenakan malam itu.
Dan apakah itu...
secarik kain sewarna darah
yang tak mampu menutupi kemesumanmu dari dunia?

Dari dulu sekali,
Kau sudah bukan milikku lagi!
...
Kau sudah jadi milik semua orang.

Semua kata cinta
yang kau obral dengan murah.
Haram jadah yang terlahir
dari mimpi basah di siang bolong.
Mimpi tempatku
menghabiskan waktu.
Waktu dan seluruh kesia-siaan.
Waktu yang tak bernilai;
Onggokan sampah!
Sumpah serapah dan omong kosong.

Waktu yang membusuk
dalam pikiran semua orang.
Mereka yang tak lebih anjing
dari diriku sendiri.
Mereka yang penuh gairah menanti
saat tiba jam pertunjukan
dengan air liur menetes.

Mereka, yang menyulam
benang laba-laba itu
ke dalam pikiranmu.
Seutas rambut yang lebih tipis
dari harga diri dan kehormatan.
Nilai yang kau sendiri
Bahkan tak peduli.

Bodohnya lagi,
seperti yang selama ini terjadi...
Aku masih saja duduk terpaku
di depan layar menyesatkan itu
menunggu...

Merasa lebih, memiliki dirimu
Lebih dari siapa pun, Kay!

2024 - 2025”
Titon Rahmawan