,

Penyesalan Quotes

Quotes tagged as "penyesalan" Showing 1-7 of 7
“Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.”
Devania Annesya, Queen: Ingin Sekali Aku Berkata Tidak

“Aku tahu kita berdiri di sini bukan karena kebetulan, untuk itulah apapun yang terjadi aku tidak akan menyesalinya.”
Achmad Aditya Avery

“Pada akhirnya tidak ada yang bisa menang dari melawan kata hati. Rasa sakit dari penyesalan, butuh sekian lama untuk tidak lagi merasakannya.”
@asli_aris

“Bertahan atau pergi adalah hak setiap orang. Jangan pernah menyalahkan sebuah keputusan, intropeksi diri untuk memperbaiki apa yang dipermasalahkan orang.”
Saadatussalimah

“Apa yang tak pernah berubah dari diri manusia barangkali adalah penyesalan, kita bisa saja melangkah sedemikian maju, dan melakukan segala apa yang kita mau, tapi tidak dengan penyesalan.”
Robi Aulia Abdi

Lee Risar
“Kau pergi membawa sesuatu yang tidak pernah akan menjadi milikmu dan tidak akan pernah menjadi miliku juga dan itu menyakitkan. Sangat menyakitkan ketika kau merenggut keperawananku lalu pergi dariku.”
Lee Risar

Titon Rahmawan
“Jarak

Bagaimana mungkin kupertaruhkan kebahagiaanku dalam namamu, Kay?
Bukankah kau cuma jeda setelah pertunjukan?
Langit yang menolak menjadi tua dan waktu yang urung menjemput pagi.
Percakapan kita terhenti entah sampai di mana.

Luka yang terus menerus kau torehkan di dada;
Tangisan penyesalan dan nasib tak berketentuan.
Apakah masih ada pengharapan di setiap renyah tawa yang kau tebarkan?
Ataukah itu hanya seringai palsu di balik sebuah senyuman?

Tentu saja kita tak pernah sungguh-sungguh saling mencintai.
Aku hanya mengagumi keberanianmu untuk tak berpura-pura ingin menjadi matahari.
Sedang tak akan kau dapati kebahagiaan yang engkau impikan dalam diriku serupa laut biru.
Kita hanya saling menatap kekosongan dari balik layar ponsel yang tak lagi mampu menyatakan perasaan.

Sambil barangkali menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya di antara kita.
Bukankah jarak sesungguhnya hanyalah sehembus nafas?
Demikian pun perasaanku padamu, yang sayangnya tak pernah kau pedulikan.

Oktober 2025”
Titon Rahmawan