,

Kenangan Quotes

Quotes tagged as "kenangan" Showing 1-30 of 86
Dee Lestari
“Kenangan itu cuma hantu di sudut pikiran. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”
Dee, Perahu Kertas

“Jika kelak kau punya waktu luang, kukirimkan kau sekotak kenangan.
Juga beberapa pertanyaan ringan.
Apa kabar kamu disana?”
Boy Candra, Sebuah Usaha Melupakan

“Seperti mata yang tenang menunggu sesuatu yang seharusnya pulang.
Akan sesak dadamu jika yang datang hanyalah aku sebagai kenangan”
Boy Candra, Sebuah Usaha Melupakan

Norhayati Berahim
“Kenangan perlu ada dalam hidup untuk dikenang, ditertawakan dan menjadi warisan ingatan kepada anak keturunam”
Norhayati Berahim, Roti Canai Salad Taco

Helvy Tiana Rosa
“Aku telah membuka semua pintu dan melepas merpati-merpati itu pergi. Tanpa pesan, tanpa persinggahan. Melintasi taman paling rindu tempat kau bunuh kenangan kita berkali-kali. Dan sungguh aku tak akan pernah memberinya denyut nadi lagi agar hidup kembali, seperti tokoh-tokoh kartun, yang dulu kau tonton di televisi....”
Helvy Tiana Rosa

“Kenangan itu seperti bayang - bayang, yang kelihatan tak ada, tapi selalu mengikuti. Kita tak bisa lari dari bayang - bayang, kita akan selalu hidup dengannya. Namun, kita bisa memilih, antara tenggelam pada bayang - bayang, atau hidup pada kenyataan yang jelas nyata ada di depan.”
Rintik Sedu, Kata: Tentang Senja Yang Kehilangan Langitnya

“V.. kenangan akan tentangmu ini... Adalah kesedihan, yang tak akan mungkin terhapus, hanya dengan bermain hujan.”
@asli_aris

“Kenapa hujan selalu dikaitkan dengan kenangan, jika ditengah panas terik kemarau jalanan kita masih bisa melihatnya menjelma diantara puluhan orang.”
@asli_aris

“Senja merona rembulan tampak malu, begitu juga rindu yang tak bertemu, hanyalah kenangan tanpa ingatan..”
Setyo Setiaji

“Hujani cintaku hari ini

Hujan menawarkan gerimis dan kamu menawarkan senyum manis
Hujan menghadirkan rindu
Dan kamu menawarkan pilu
Bila waktu tak bisa hentikan rinduku
Pada derai hujan ku sampaikan tanpa ragu
Ku sapa lembut kasihmu
Ku rangkul erat cintamu
Tapi sayang itu hanya angan candu
Pergilah biarkan aku bebas menapak bumi kering yang basah pada hujan ini
Pergilah lanjutkan cintamu hari lalu dan hari ini
Aku akan menemukannya untuk hari ini dan selamanya
Cintaku hari ini
Rapuh
Terpapar bebas terhempas luas dibumi keras
Hujani cinraku hari ini”
Mumayi zatus sholehah

Tere Liye
“Kita selalu bisa memutuskan apakah ingin mengenang seseorang dari sisi baik atau buruk”
Tere Liye, Nebula

Ilham Aidil
“Kenangan bekerja dengan ajaib. Suatu kehidupan yang tidak nampak di mata, namun hidup di benak untuk waktu yang lama.”
Ilham Aidil, Surat Hujan

“Lupa adalah salah satu nikmat yang diberikan-Nya, bayangkan saja apa yang akan terjadi ketika peristiwa buruk atau pun kenangan yang melalaikan itu tak dapat dilupakan. Hidupmu tidak lebih dari sebuah penjara yang kamu ciptakan sendiri, lubang hitam yang menyerap detik-detik bermanfaatmu, menyeretmu dalam gelap lagi menyesatkan.”
Achmad Aditya Avery

“Pada akhirnya tidak ada yang bisa menang dari melawan kata hati. Rasa sakit dari penyesalan, butuh sekian lama untuk tidak lagi merasakannya.”
@asli_aris

Dodi Prananda
“Cara bersedih paling nikmat adalah dengan mengingat semua kenangan buruk”
Dodi Prananda, Bintang Jatuh

“Seperti kenangan, ia adalah jasad yang mati sebab kepergianmu. Setelah itu, bumi tenggelam. Karena tak lagi sanggup menampung penghuni kedua mataku.”
Ilham Gunawan

“.. Dan Indramayu bagiku, bukan sekadar rumah berteduh, lebih dari itu, dia seperti seorang Ibu; Melahirkan kerinduan, merawat kenangan, dia tempat hatiku dibesarkan.”
Ilham Gunawan

“Aku ingin merajuk dalam segelas kopi. Menjadi pahitnya, segetir bayangan wajahnya. Tuangkan aku pada tatakan cangkir itu. Aku ingin dinikmati bersama rasa pedih akan kenangannya.”
@asli_aris

Milan Kundera
“Untuk memastikan bahwa diri tidak mungkret, mengerut, untuk menjamin bahwa diri tetap bertahan pada volumenya, ingatan harus disiram seperti pohon bunga dalam pot, dan untuk menyiram itu dibutuhkan kontak tetap dan teratur dengan para saksi masa silam, artinya, dengan teman dan sahabat. Teman dan sahabat adalah cermin kita; memori kita; kita tidak minta apa-apa pada mereka kecuali bahwa mereka mengelap-lap cermin itu dari waktu ke waktu supaya kita bisa melihat diri kita sendiri di situ.”
Milan Kundera, Identity

“Hal paling menyedihkan ketika ditinggal ibu adalah saat menyadari bahwa mulai saat itu tak ada lagi doa ibu yang menemani”
Indah Esjepe

“Terkadang dalam hidup memang ada beberapa kenangan pahit yang begitu sulit untuk dilupakan, dan segala kenangan pahit tersebut agaknya memang tidak dirancang untuk dilupakan, melainkan untuk menguatkan pabila kita hendak berdamai dengan keadaan.”
Robi Aulia Abdi

Anastasia Ervina
“Benda hanyalah benda. Kalau hilang, bisa diganti yang lain. Tak berarti. Namun, beda cerita dengan benda yang sudah ditempeli kenangan. Benda itu hidup, diberi nyawa oleh mereka yang mengikatkan kenangan padanya.”
Anastasia Ervina, Dark

Anastasia Ervina
“Kenangan punya suara masing-masing. Pada malam hari, sewaktu akan tidur, suara-suara itu tumpang tindih di kepala, berebut minta didengarkan.”
Anastasia Ervina, Suara yang Tumbuh

Christian Simamora
“Kenangan biasanya tak kasatmata, tapi selalu bisa dirasakan dengan hati.”
Christian Simamora, Pretty Little Fling

Christian Simamora
“Kenangan membuat semua yang lama terasa lebih indah.”
Christian Simamora, Crying In My Porsche #CIMP

Titon Rahmawan
“Aku Pernah Memberimu Nama

Aku pernah memberimu nama, mungkin kau lupa. Apa arti sebuah nama? Kaupetik ungkapan itu dari sebuah buku dan aku hanya tersenyum mengiyakan.

Tapi aku menyukai nama yang aku berikan kepadamu. Meski sudah lama sekali rasanya aku tak menyapa dirimu dengan sebutan itu.

Seperti ada yang hilang dari almanak. Hari-hari tanpa jejak. Waktu yang tak lagi memberi kita sekadar jarak untuk menghitung lagi apa yang pernah saling kita beri.

Katamu, ini bukan tentang apa yang pernah engkau terima. Engkau tak merasa menyimpan apa-apa. Juga perasaan-perasaan yang dulu pernah aku titipkan kepadamu.

Sebuah buku yang lusuh berisi potret kelabu. Mungkin perjalanan, mungkin juga kenangan. Beberapa penggal puisi yang tak lagi mampu menyembunyikan dirinya dari air mata.

Dan lukisan wajah senja yang mengabur saat matahari perlahan tenggelam di dalam hitam bola matamu tak lagi mengingat namaku.”
Titon Rahmawan

“Hidup terbaik adalah yang tidak merepotkan banyak orang, tidak punya hutang, cukup makan, dan atau dibuat khawatir oleh tenggat.”
Arman Dhani, Usaha Mencintai Hidup

“Rindu kadang seperti tamu brengsek yang datang tiba-tiba. Ia memaksa masuk ke halaman rumahmu membawa kecemasan dan membuatmu terpojok hingga tak bisa apa-apa.”
Arman Dhani, Usaha Mencintai Hidup

Nailal Fahmi
“Pada akhirnya aku ingin mengenangmu sebebas-bebasnya, hingga titik terjauh, tanpa harus tercatat.”
Nailal Fahmi, Pada Suatu Hari yang Biasa

Titon Rahmawan
“*Kenangan Dari Koridor Rindu*

Dulu, di bangku ingatan
Ada sepasang tangan saling menggenggam harapan.
Angan yang berlompatan
serupa putih debu kapur
di atas papan tulis.
Mimpiku, mimpimu bertemu
Di dalam lembar-lembar buku.

Langkah yang berjalan tergesa
sepanjang lorong penghubung waktu.
Dari perpustakaan
dan ruang-ruang kelas,
hingga kantin, uks dan ruang guru.
Canda dan tawa kita bergema sepanjang koridor rindu.
Ada kebahagiaan tertinggal di sana seperti hendak kembali padamu.

Ada goresan sejarah yang kita tulis,
Romansa percintaan purba menyisakan ratap tangis.
Kisah cinta yang berakhir tragis: Marie Josephine dan Raja Louis.
Kenangan yang akrab menyapa kita, lewat tutur kata pak guru tua
tegak berdiri di depan kelas
dengan penuh wibawa.

Ada juga kisah lain yang kita baca: sebuah penghargaan tanda cinta piala citra untuk pelajaran fisika.
Semua yang menempa kita
demi mengejar mimpi:
Pelajaran matematika
yang kau benci,
Atau guru biologi tampan
yang diam-diam kau kagumi.

Apa yang masih tertinggal dari senyum bapak dan ibu guru
Suara yang akrab menyapa kita
dari masa lalu.
Ingatan yang selamanya belia menolak menjadi tua.
Puisi yang tak akan lekang
oleh matahari garang di tanah lapang.

Sebuah ode pujian yang kita nyanyikan dengan khidmat:
"Terpujilah wahai engkau,
Ibu Bapak Guru...
Namamu akan selalu hidup
dalam sanubariku..."

Sekiranya saja,
masih cukup waktu kita,
untuk menyapa mereka hari ini.
Para pahlawan tanpa tanda jasa itu.
Tak terkira banyaknya hutang rasa yang tersimpan di dada.
Rasa terima kasih
dan ucapan syukur
yang tulus terulur
dari lubuk sanubari;

Untuk setiap ilmu yang mereka beri,
setiap pengetahuan yang mereka bagi,
biarlah doa jadi persembahan suci:
Semoga Tuhan selalu melindungi
dan memberkahi bapak-ibu guru
yang kita cintai.

Oktober 2025”
Titon Rahmawan

« previous 1 3