Langit Quotes
Quotes tagged as "langit"
Showing 1-30 of 46
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
― House of Glass
― House of Glass
“Kemarin dan esok
adalah hari ini
bencana dan keberuntungan
sama saja
Langit di luar,
Langit di badan,
Bersatu dalam jiwa”
―
adalah hari ini
bencana dan keberuntungan
sama saja
Langit di luar,
Langit di badan,
Bersatu dalam jiwa”
―
“Aku ingin menjadi awan putih di bawah sinar matahari. Yang meski tak kau minta, diam-diam melindungimu dari terik matahari.”
―
―
“Barangkali, siang hanyalah cara langit menghangatkan sepi. Selepas pagi, berlari dari gelap yang sunyi. Meski nanti akhirnya kembali lagi; pada sepi.”
―
―
“Karena langit adalah candu ketika jenuh datang melanda. Membuat mu merasa ada yang mengerti mu ketika dunia menatap mu berbeda”
―
―
“Di kolong langit
Kau adalah doa,
Aku orang buta.
Di sajak para Raja
Kau adalah permaisuri
Dan aku, sang sufi pada ayunan sepi”
―
Kau adalah doa,
Aku orang buta.
Di sajak para Raja
Kau adalah permaisuri
Dan aku, sang sufi pada ayunan sepi”
―
“Kita; dua penghuni hujan yang bertemu pada tangisan. Sayangnya ketika hujan reda, ternyata matahari kita berbeda.”
―
―
“Perihal rasa, kadang kita tak tau bagaimana cara merubahnya menjadi kata per kata. Tapi langit berbeda, aku hanya perlu memandanginya tanpa berkata. Lalu pulang dengan perasaan lega.”
―
―
“Apa guna warna langit dan bunyi jengkerik? Apa guna sajak dan siul? Yang buruk dari kapitalisme adalah menyingkirkan hal-hal yang percuma.”
― Pagi dan Hal-Hal yang Dipungut Kembali
― Pagi dan Hal-Hal yang Dipungut Kembali
“Kadang aku menyimpan beberapa rindu dibalik awan. Tak perlu mencabik-cabik cakrawala untuk mencarinya, karena hujan akan membawanya jatuh atau turun sebagai udara yang kita hirup.”
―
―
“Seakan langit pecah menangis membasahi bumi
Gedung tinggi yang menjulang
Ialah saksi bisu dari
Rindu yang tenggelam.”
―
Gedung tinggi yang menjulang
Ialah saksi bisu dari
Rindu yang tenggelam.”
―
“Manakala hidup terasa menjepit
Tengadahlah ke langit
Di sana kau akan melihat
Bebanmu menyusut berjuta kali lipat”
―
Tengadahlah ke langit
Di sana kau akan melihat
Bebanmu menyusut berjuta kali lipat”
―
“kita bebas, berpikir bahwa kita lah pemeran utama,
kita bebas, bercumbu dengan siapa saja yang di sukai,
aku tak terbendung, kau tak tertahankan,
kita bebas, tak perlu saling mengintip.
lihat saja langit,awan yang berarak itu tetap sama,
jika akhir adalah permulaan bagi sesuatu yang baru untuk memulai.
mau kah kau melewati akhir itu?
kau tak perlu risau jika tak mampu, ini berat
kembali lah pada dia atau yang seperti dia.
aku taklukkan akhir itu, biar kau tau. aku bajingan yang benar-benar berbeda.!!!”
―
kita bebas, bercumbu dengan siapa saja yang di sukai,
aku tak terbendung, kau tak tertahankan,
kita bebas, tak perlu saling mengintip.
lihat saja langit,awan yang berarak itu tetap sama,
jika akhir adalah permulaan bagi sesuatu yang baru untuk memulai.
mau kah kau melewati akhir itu?
kau tak perlu risau jika tak mampu, ini berat
kembali lah pada dia atau yang seperti dia.
aku taklukkan akhir itu, biar kau tau. aku bajingan yang benar-benar berbeda.!!!”
―
“Aku pernah mencoba menghapus bayangmu.
Tapi senyummu selalu saja menjadi hujan deras.
Yang membuatku jatuh, tanpa harus tersandung terlebih dahulu.”
―
Tapi senyummu selalu saja menjadi hujan deras.
Yang membuatku jatuh, tanpa harus tersandung terlebih dahulu.”
―
“Mungkin saja cinta itu sebuah propagasi, entah pada antena yang mana ia terselip atau malah hilang menguap di langit.”
―
―
“Langit, gerombolan awan, pohon dan kita didalam waktu yang terkadang bisa kita sebut sebagai "PAGI".”
―
―
“Di dunia ini, manusia terlahir dalam dua spesies, yang pertama adalah manusia bersayap dan yang kedua manusia tanpa sayap. Manusia yang bersayap ditakdirkan untuk terbang tinggi menggapai langit tak terbatas. Sementara spesies yang kedua, kebalikannya, ia ditakdirkan untuk tetap menjejak bumi dan menjalani hidupnya dengan terus menyentuh tanah. Nggak ada yang buruk dengan spesies yang kedua, mereka hanya menjalani takdirnya. Begitu saja.”
― Maya Maia
― Maya Maia
“Saat itu langit menyerupai segerombol gumpalan kapas putih. Terkadang aku cukup bingung untuk berbagi pada siapa, tentang langit-langit yang seperti ini.”
―
―
“Menciptakan suasana tenang penuh kerinduan dengan secangkir kopi untuk sekedar teman menerjemahkan langit.
Ya! Langit menyimpan berjuta-juta rahasia. Berjuta-juta keinginan. Berjuta-juta impian.. Apa kau pernah tahu, langit menolak impian hanya gara-gara tidak sesuai dengan si pengimpi?
Apa kau pernah dengar, langit menolak doa hanya karena baitnya terlalu buruk? Langit tak sekejam itu. Langit adalah hamba yang penurut dan penerima. Ia berdiri sendiri sebagai pelengkap jagat untuk mempertebal keimanan.
Bermacam-macam apapun perbuatan di bawahnya, langit tetaplah langit, yang hanya bisa melihat tanpa pernah menegur.. Yang menyimpan keindahan surga. Yang tak pernah tergapai oleh mimpi tertinggi sekalipun.
Tapi, setinggi apapun langit, seindah apapun langit, aku akan menceritakannya dengan sederhana, tanpa berlebihan. Aku akan menceritakan padamu bahwa setinggi apapun langit, sebanyak apapun bintang, percayalah bahwa mereka ada untuk menghibur malammu yang gelap!”
―
Ya! Langit menyimpan berjuta-juta rahasia. Berjuta-juta keinginan. Berjuta-juta impian.. Apa kau pernah tahu, langit menolak impian hanya gara-gara tidak sesuai dengan si pengimpi?
Apa kau pernah dengar, langit menolak doa hanya karena baitnya terlalu buruk? Langit tak sekejam itu. Langit adalah hamba yang penurut dan penerima. Ia berdiri sendiri sebagai pelengkap jagat untuk mempertebal keimanan.
Bermacam-macam apapun perbuatan di bawahnya, langit tetaplah langit, yang hanya bisa melihat tanpa pernah menegur.. Yang menyimpan keindahan surga. Yang tak pernah tergapai oleh mimpi tertinggi sekalipun.
Tapi, setinggi apapun langit, seindah apapun langit, aku akan menceritakannya dengan sederhana, tanpa berlebihan. Aku akan menceritakan padamu bahwa setinggi apapun langit, sebanyak apapun bintang, percayalah bahwa mereka ada untuk menghibur malammu yang gelap!”
―
“Langit tak lagi mendung
Langit tak lagi biru
Begitu bergejolak langit ini, seperti tuhan tidak mentakdirkan kau denganku.”
―
Langit tak lagi biru
Begitu bergejolak langit ini, seperti tuhan tidak mentakdirkan kau denganku.”
―
“Aku tidak suka langit menumpahkan kopi
Tanpa pernah tanah menyiapkan cangkir untuk menampungnya”
―
Tanpa pernah tanah menyiapkan cangkir untuk menampungnya”
―
“Ada yang mencari kebenaran, tak sadar otaknya mengalami sesat pikir.
Hilangkan dahulu sesat pikir, kebenaran langit akan terbuka.”
― Master of Stupidity
Hilangkan dahulu sesat pikir, kebenaran langit akan terbuka.”
― Master of Stupidity
“Ketika satu demi satu kabut menjadi awan gelap di luar jendela
Aku mengingatmu karena aku masih mencintaimu
Aku berulang kali mengumpulkan air mataku pada sebuah surat lalu mengirimnya ke langit
Aku menunggu
Ketika satu demi satu gerimis menjadi hujan lebat di luar jendela
Aku merindukanmu karena aku masih mencintaimu
Aku kembali menjatuhkan air mataku setelah mendapat surat balasan dari langit
Aku sudah menerima pesanmu
Aku sedang menangis bersamamu
Aku akan mempercayai itu”
―
Aku mengingatmu karena aku masih mencintaimu
Aku berulang kali mengumpulkan air mataku pada sebuah surat lalu mengirimnya ke langit
Aku menunggu
Ketika satu demi satu gerimis menjadi hujan lebat di luar jendela
Aku merindukanmu karena aku masih mencintaimu
Aku kembali menjatuhkan air mataku setelah mendapat surat balasan dari langit
Aku sudah menerima pesanmu
Aku sedang menangis bersamamu
Aku akan mempercayai itu”
―
“Orang-orang ingin dicintai setinggi langit,
kadang sedalam lautan.
Padahal cinta bukan tentang ketinggian
ataupun kedalaman.
Perihal cinta, cukup dengan bersama untuk waktu lama, selama punya kesempatan.”
―
kadang sedalam lautan.
Padahal cinta bukan tentang ketinggian
ataupun kedalaman.
Perihal cinta, cukup dengan bersama untuk waktu lama, selama punya kesempatan.”
―
“Orang-orang ingin dicintai setinggi langit, kadang sedalam lautan.
Padahal cinta bukan tentang ketinggian ataupun kedalaman.
Perihal cinta, cukup dengan bersama untuk waktu lama, selama punya kesempatan.”
―
Padahal cinta bukan tentang ketinggian ataupun kedalaman.
Perihal cinta, cukup dengan bersama untuk waktu lama, selama punya kesempatan.”
―
“Sewaktu menatap kepergianmu aku menangis saat hujan mulai jatuh dari atas langit.
Aku menatap air mataku sendiri yang jatuh lalu bersembunyi di bawah tanah berumput.
Aku dan hujan tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang lebih dulu membasahi rerumputan,
aku dan rerumputan tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang lebih dulu kehujanan.”
―
Aku menatap air mataku sendiri yang jatuh lalu bersembunyi di bawah tanah berumput.
Aku dan hujan tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang lebih dulu membasahi rerumputan,
aku dan rerumputan tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang lebih dulu kehujanan.”
―
“tejo duduk di bawah langit
bergumam lirih tentang tumini
Sayangku,
Jangan biarkan cinta kita berhenti pada kata-kata
Sekarang kita jaga untuk kita wujudkan kelak
Supaya kamu bisa membangunkan tidurku dengan ciumanmu
Menggantikan sinar matahari yang membunuh mataku
Sayangku,
Kalau hari ini aku menangis
Kamu hanya bisa mendengar isak ku
Membayangkan sedih dalam hatiku
Namun kamu tidak mengijinkan kakimu mendekati dan memelukku damai
Bahkan larimu masih tertahan
Namun sayangku,
Suatu hari nanti, setiap saat kamu bisa mendekapku, meluapkan rasa hatimu hingga bahkan ujung hidung kita saling beradu menghembuskan nafas yang menyentuh pori-pori
Dan kita menjadi tidak terpisahkan
Sayangku,
Jangan meresahkan hari nanti akan seperti apa
Sebab saat kuucapkan doa ini, Allah sedang menuliskan ijin-Nya buat kita
Dan menunggu balasan Amin dari kita
Kekasihku,
Keluarlah sebentar
Pandanglah rembulan di langit malam ini
Dan kamu harus tau
Redupnya sinar bulan tampak menghilang karena aku curi dan aku simpan buatmu kelak
Bahwa ketika kamu sedang gelisah
Sinar rembulan itu aku akan tembuskan ke hatimu
_9277464
_wasiman waz”
―
bergumam lirih tentang tumini
Sayangku,
Jangan biarkan cinta kita berhenti pada kata-kata
Sekarang kita jaga untuk kita wujudkan kelak
Supaya kamu bisa membangunkan tidurku dengan ciumanmu
Menggantikan sinar matahari yang membunuh mataku
Sayangku,
Kalau hari ini aku menangis
Kamu hanya bisa mendengar isak ku
Membayangkan sedih dalam hatiku
Namun kamu tidak mengijinkan kakimu mendekati dan memelukku damai
Bahkan larimu masih tertahan
Namun sayangku,
Suatu hari nanti, setiap saat kamu bisa mendekapku, meluapkan rasa hatimu hingga bahkan ujung hidung kita saling beradu menghembuskan nafas yang menyentuh pori-pori
Dan kita menjadi tidak terpisahkan
Sayangku,
Jangan meresahkan hari nanti akan seperti apa
Sebab saat kuucapkan doa ini, Allah sedang menuliskan ijin-Nya buat kita
Dan menunggu balasan Amin dari kita
Kekasihku,
Keluarlah sebentar
Pandanglah rembulan di langit malam ini
Dan kamu harus tau
Redupnya sinar bulan tampak menghilang karena aku curi dan aku simpan buatmu kelak
Bahwa ketika kamu sedang gelisah
Sinar rembulan itu aku akan tembuskan ke hatimu
_9277464
_wasiman waz”
―
All Quotes
|
My Quotes
|
Add A Quote
Browse By Tag
- Love Quotes 102k
- Life Quotes 80k
- Inspirational Quotes 76k
- Humor Quotes 44.5k
- Philosophy Quotes 31k
- Inspirational Quotes Quotes 29k
- God Quotes 27k
- Truth Quotes 25k
- Wisdom Quotes 25k
- Romance Quotes 24.5k
- Poetry Quotes 23.5k
- Life Lessons Quotes 22.5k
- Quotes Quotes 21k
- Death Quotes 20.5k
- Happiness Quotes 19k
- Hope Quotes 18.5k
- Faith Quotes 18.5k
- Travel Quotes 18.5k
- Inspiration Quotes 17.5k
- Spirituality Quotes 16k
- Relationships Quotes 15.5k
- Life Quotes Quotes 15.5k
- Motivational Quotes 15.5k
- Religion Quotes 15.5k
- Love Quotes Quotes 15.5k
- Writing Quotes 15k
- Success Quotes 14k
- Motivation Quotes 13.5k
- Time Quotes 13k
- Motivational Quotes Quotes 12.5k
