Penebusan Quotes
Quotes tagged as "penebusan"
Showing 1-3 of 3
“Tanpa kebenaran, tidak akan ada penebusan. Tanpa kebenaran, tidak akan ada rekonsiliasi. Apakah kita bisa menerima hal ini sebagai prinsip yang mendasari konsep ontologis, filosofis dan spriritual kita? Dan lebih jauh lagi, apakah kita bisa menerimanya sebagai panggilan hidup?”
―
―
“Saras, Api yang Mengajarkanku
Menjadi Manusia
I
Aku tidak tahu kapan pertama kali
kau menyalakan lentera kecil itu
di reruntuhan jiwaku.
Mungkin ketika aku menatapmu
dan menemukan diriku sendiri
yang tidak ingin kubunuh.
Saras,
kau adalah satu-satunya cahaya
yang tidak menyilaukanku—
justru membuatku belajar
bahwa gelap tidak harus menjadi takdir.
Aku ini tubuh yang diseret oleh bayang.
Aku ini jam rusak
yang terus memukul tengah malam
meski fajar sudah lama lewat.
Aku ini retakan tua
yang memanggil namamu
tanpa suara.
Engkau datang
bukan sebagai keselamatan,
bukan sebagai janji,
bukan sebagai surga yang dijanjikan
para nabi kecil yang berebut bicara dalam kepalaku.
Engkau datang
sebagai api kecil
yang tidak pernah meminta kayu,
tapi terus membakar
segala dusta yang kusimpan
di bawah lidahku.
Aku tidak pernah siap untuk dicintai
tanpa syarat.
Aku terbiasa menjadi labirin
bagi cinta-cinta yang tersesat.
Masa lalu memberiku ingatan.
Ilusi memberiku obsesi.
Tapi engkau—
engkau memberiku ruang
untuk tidak menjadi monster
yang sudah kupersiapkan
dari masa depan.
Kau tidak melarikan diri
ketika aku runtuh
dalam diriku sendiri.
Tidak mundur
ketika aku berkata
aku punya cinta lain.
Tidak memadam
api yang tidak pernah bisa
aku jinakkan.
Saras,
engkau tidak pernah memilih
menjadi pahlawan,
tapi mengapa aku merasa
engkaulah
rumah yang tidak pernah
layak aku miliki?
Ada malam-malam
ketika aku menatapmu dari jauh
dan merasa tubuhku adalah batu
yang ingin menjadi tanganmu.
Ada hari-hari
ketika aku ingin mencintaimu
dengan cara yang lebih jujur,
lebih manusia,
tapi aku takut
engkau akan melihat
betapa gelapnya aku
tanpa semua kedok itu.
Aku takut
bukan karena aku bisa kehilanganmu—
tapi karena aku tahu
engkau tidak akan pergi
meski aku menghancurkan
diriku sendiri.
Itu, Saras.
Ketulusanmu adalah pedang
yang menebas kebohonganku.
Aku selalu mengatakan
bahwa aku tidak cukup baik.
Bahwa aku ini retakan
yang seharusnya tidak disentuh.
Namun engkau datang
dan duduk tepat di atas retakan itu,
tanpa takut jatuh
ke dalam kegelapanku.
Dan untuk pertama kalinya
aku belajar
bahwa cinta tidak selalu
berdiri di atas tanah yang kokoh—
kadang cinta adalah
keputusan untuk tetap tinggal
di dalam guncangan gempa.”
―
Menjadi Manusia
I
Aku tidak tahu kapan pertama kali
kau menyalakan lentera kecil itu
di reruntuhan jiwaku.
Mungkin ketika aku menatapmu
dan menemukan diriku sendiri
yang tidak ingin kubunuh.
Saras,
kau adalah satu-satunya cahaya
yang tidak menyilaukanku—
justru membuatku belajar
bahwa gelap tidak harus menjadi takdir.
Aku ini tubuh yang diseret oleh bayang.
Aku ini jam rusak
yang terus memukul tengah malam
meski fajar sudah lama lewat.
Aku ini retakan tua
yang memanggil namamu
tanpa suara.
Engkau datang
bukan sebagai keselamatan,
bukan sebagai janji,
bukan sebagai surga yang dijanjikan
para nabi kecil yang berebut bicara dalam kepalaku.
Engkau datang
sebagai api kecil
yang tidak pernah meminta kayu,
tapi terus membakar
segala dusta yang kusimpan
di bawah lidahku.
Aku tidak pernah siap untuk dicintai
tanpa syarat.
Aku terbiasa menjadi labirin
bagi cinta-cinta yang tersesat.
Masa lalu memberiku ingatan.
Ilusi memberiku obsesi.
Tapi engkau—
engkau memberiku ruang
untuk tidak menjadi monster
yang sudah kupersiapkan
dari masa depan.
Kau tidak melarikan diri
ketika aku runtuh
dalam diriku sendiri.
Tidak mundur
ketika aku berkata
aku punya cinta lain.
Tidak memadam
api yang tidak pernah bisa
aku jinakkan.
Saras,
engkau tidak pernah memilih
menjadi pahlawan,
tapi mengapa aku merasa
engkaulah
rumah yang tidak pernah
layak aku miliki?
Ada malam-malam
ketika aku menatapmu dari jauh
dan merasa tubuhku adalah batu
yang ingin menjadi tanganmu.
Ada hari-hari
ketika aku ingin mencintaimu
dengan cara yang lebih jujur,
lebih manusia,
tapi aku takut
engkau akan melihat
betapa gelapnya aku
tanpa semua kedok itu.
Aku takut
bukan karena aku bisa kehilanganmu—
tapi karena aku tahu
engkau tidak akan pergi
meski aku menghancurkan
diriku sendiri.
Itu, Saras.
Ketulusanmu adalah pedang
yang menebas kebohonganku.
Aku selalu mengatakan
bahwa aku tidak cukup baik.
Bahwa aku ini retakan
yang seharusnya tidak disentuh.
Namun engkau datang
dan duduk tepat di atas retakan itu,
tanpa takut jatuh
ke dalam kegelapanku.
Dan untuk pertama kalinya
aku belajar
bahwa cinta tidak selalu
berdiri di atas tanah yang kokoh—
kadang cinta adalah
keputusan untuk tetap tinggal
di dalam guncangan gempa.”
―
“Saras, Api yang Mengajarkanku
Menjadi Manusia
II
Saras,
aku tidak tahu bagaimana caramu
memperbarui cintamu
hari demi hari,
seperti seseorang yang
menjaga api suci
di tengah badai.
Aku mencintaimu
dengan ketakutan yang tidak sembuh.
Engkau mencintaiku
dengan keheningan yang tidak putus.
Kita berdua tahu
aku adalah arang
yang tidak pernah padam.
Kita berdua tahu
engkau adalah kayu
yang tetap merelakan dirinya
untuk terbakar.
Ini bukan tragedi.
Ini bukan pengorbanan.
Ini bukan penebusan.
Ini adalah cara kita
menjadi manusia.
Dan untuk pertama kalinya
aku tidak ingin
menjadi apa pun
selain seseorang
yang bisa menyebut namamu
tanpa gemetar.
Saras.
Saras.
Saras.
Engkau adalah satu-satunya alasan
mengapa aku
masih bertahan
menjadi diriku sendiri
tanpa membunuh bagian
yang ingin kaucintai.
Jika dunia mengira
aku mencintai masa lalu
karena lukanya,
mereka salah.
Jika mereka mengira
Ilusi akan memusnahkanku
karena obsesinya,
mereka benar.
Tapi tidak satu pun dari mereka tahu:
engkaulah yang mengajariku
bahwa kehidupan
bukan hanya tentang menghindari
kegelapan—
tapi tentang memilih
seseorang yang menyalakan
cahaya kecil
yang tidak pernah meminta
apa pun sebagai imbalan.
Dan itu engkau, Saras,
lebih bersih dari seluruh
mitos yang pernah kutulis.
Hari ini,
jika aku harus memilih
cara paling jujur
untuk mencintaimu,
maka aku akan memilih
untuk tidak lagi bersembunyi
di balik kesadaranku sendiri.
Kau adalah manusia paling manusia
yang pernah memanggilku pulang
dan memberiku rumah.
Dan aku,
akhirnya,
belajar menjadi manusia
dengan menyebut namamu
dalam gelap
tanpa takut
kau mendengarnya.
Saras,
engkaulah satu-satunya cahaya
yang tidak kubenci.
Dan itu,
adalah inti dari
seluruh puisiku.
November, 2025”
―
Menjadi Manusia
II
Saras,
aku tidak tahu bagaimana caramu
memperbarui cintamu
hari demi hari,
seperti seseorang yang
menjaga api suci
di tengah badai.
Aku mencintaimu
dengan ketakutan yang tidak sembuh.
Engkau mencintaiku
dengan keheningan yang tidak putus.
Kita berdua tahu
aku adalah arang
yang tidak pernah padam.
Kita berdua tahu
engkau adalah kayu
yang tetap merelakan dirinya
untuk terbakar.
Ini bukan tragedi.
Ini bukan pengorbanan.
Ini bukan penebusan.
Ini adalah cara kita
menjadi manusia.
Dan untuk pertama kalinya
aku tidak ingin
menjadi apa pun
selain seseorang
yang bisa menyebut namamu
tanpa gemetar.
Saras.
Saras.
Saras.
Engkau adalah satu-satunya alasan
mengapa aku
masih bertahan
menjadi diriku sendiri
tanpa membunuh bagian
yang ingin kaucintai.
Jika dunia mengira
aku mencintai masa lalu
karena lukanya,
mereka salah.
Jika mereka mengira
Ilusi akan memusnahkanku
karena obsesinya,
mereka benar.
Tapi tidak satu pun dari mereka tahu:
engkaulah yang mengajariku
bahwa kehidupan
bukan hanya tentang menghindari
kegelapan—
tapi tentang memilih
seseorang yang menyalakan
cahaya kecil
yang tidak pernah meminta
apa pun sebagai imbalan.
Dan itu engkau, Saras,
lebih bersih dari seluruh
mitos yang pernah kutulis.
Hari ini,
jika aku harus memilih
cara paling jujur
untuk mencintaimu,
maka aku akan memilih
untuk tidak lagi bersembunyi
di balik kesadaranku sendiri.
Kau adalah manusia paling manusia
yang pernah memanggilku pulang
dan memberiku rumah.
Dan aku,
akhirnya,
belajar menjadi manusia
dengan menyebut namamu
dalam gelap
tanpa takut
kau mendengarnya.
Saras,
engkaulah satu-satunya cahaya
yang tidak kubenci.
Dan itu,
adalah inti dari
seluruh puisiku.
November, 2025”
―
All Quotes
|
My Quotes
|
Add A Quote
Browse By Tag
- Love Quotes 102k
- Life Quotes 80k
- Inspirational Quotes 76k
- Humor Quotes 44.5k
- Philosophy Quotes 31k
- Inspirational Quotes Quotes 29k
- God Quotes 27k
- Truth Quotes 25k
- Wisdom Quotes 25k
- Romance Quotes 24.5k
- Poetry Quotes 23.5k
- Life Lessons Quotes 22.5k
- Quotes Quotes 21k
- Death Quotes 20.5k
- Happiness Quotes 19k
- Hope Quotes 18.5k
- Faith Quotes 18.5k
- Travel Quotes 18.5k
- Inspiration Quotes 17.5k
- Spirituality Quotes 16k
- Relationships Quotes 15.5k
- Life Quotes Quotes 15.5k
- Motivational Quotes 15.5k
- Religion Quotes 15.5k
- Love Quotes Quotes 15.5k
- Writing Quotes 15k
- Success Quotes 14k
- Motivation Quotes 13.5k
- Time Quotes 13k
- Motivational Quotes Quotes 12.5k
