,

Ketakutan Quotes

Quotes tagged as "ketakutan" Showing 1-14 of 14
Agustinus Wibowo
“Ketakutan selalu menemani hidup. Kau dan aku takkan pernah bisa lari darinya.”
Agustinus Wibowo, Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan

Wiji Thukul
“Jika kau menghamba kepada ketakutan, kita memperpanjang barisan perbudakan.”
Wiji Thukul

“Tapi, yang lebih menakutkan dari apapun yang pernah kita takutkan adalah kalau kita terus-terusan merasa takut.”
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Jakarta Sebelum Pagi

Goenawan Mohamad
“Bahkan di istana Saddam Hussein yang megah pun, ia, seperti tiap penguasa yang mutlak, selalu ada seperti itu: tak ada percakapan yang tulus, yang ada hanya tembok dan ketakutan.”
Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 7

“Selalu kelilingi diri Anda dengan teman-teman yang memiliki banyak cahaya di dalamnya. Dengan begitu, Anda akan selalu memiliki lilin di sekitar Anda saat hari gelap.”
Suzy Kassem, Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem

“Dalam setiap diri manusia selalu ada suatu bentuk ketakutan untuk tidak dicintai, terbuang, dan terlupakan. Ia munafik kalau hal tersebut tidak terselip dalam hatinya. Jauh dalam lubuk hati Renatha masih tersembunyi ketakutan bahwa ia akan menghabiskan sisa hidup seorang diri, menua, dan akhirnya terlupakan.”
Devania Annesya, Muse

“Sejauh ini mimpi hanya berarti kesedihan dan ketakutan bagiku. Mimpi bukan bunga tidur. Mimpi hanya membuatku tak berdaya dan lelah.”
Maisie Junardy, Man's Defender

“Kita mungkin punya keinginan dan ketakutan yang sama, hanya saja kita belum saling terbuka karena sama-sama ingin dipahami.”
Arief Subagja

“Tiba-tiba gue ingin kehidupan lama gue kembali. Tanpa ada cewek yang selalu ngerecokin gue dengan ketakutan-ketakutannya. Takut dikhianati, takut dikira orang goblok, takut dirinya gak cukup cantik untuk membuat satu laki-laki setia sampai mati, dan gue gak tahu jutaan ketakutan-ketakutan apalagi yang riuh bersahutan di kepalanya dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu. Ketakutan-ketakutannya sudah menjadi bumerang. Ketakutan-ketakutan itu yang tadinya dijadikan benteng, sudah balik mengkhianatinya. Wajar. Nggak ada orang yang bisa bahagia karena hidupnya penuh dengan ketakutan. Hidup melawan realita seperti itu hanya memancing kenyataan untuk membalas dengan lebih keji. Kadang sangat sakit, tetapi itu konsekuensi yang secara gak sadar dia sendiri yang mengundangnya.”
Nugroho Nurarifin

“Rasa takut, rasa khawatir dalam pikiranmu... itulah yang harus kaukuasai, meski itulah hal tersulit untuk dilakukan manusia.”
Maisie Junardy, Man's Defender

“Perang terjadi karena manusia berpikir pendek dan mengikuti emosi, terutama rasa takut. Filsafat Cina, Tao Teh Ching berkata, 'Rasa takut menyebabkan senjata dikumpulkan. Sebenarnya tidak ada yang suka perang. Para bijak akan selalu menghindarinya.' Sama seperti semua hal buruk lainnya. Tapi, kalau bergerak dengan perencanaan dan taktik, tujuan sebesar apa pun bisa dicapai.”
Maisie Junardy, Man's Defender

“Pernah tidak, takut pada diri sendiri?
Pernah tidak, merasa hidup ini
jauh lebih menyeramkan
ketimbang harapan itu sendiri?
Pernah tidak menyesal pernah ada?
Pernah tidak merasa tiada guna?
Pernah tidak ingin mengakhiri hidup?

Setidaknya pernah
Setidaknya sekarang tidak”
Uwan Urwan

Titon Rahmawan
“Ada dua gagasan yang hidup di dalam pikiran manusia:
yang satu dilingkupi rasa cukup,
yang lain dibungkus rasa takut."

Yang pertama berkata,
“Aku bisa mencipta, karena dunia ini penuh kemungkinan.”
Yang kedua berbisik,
“Jika orang lain mendapat, maka bagianku akan berkurang.”

Orang yang hidup dalam kelimpahan melihat peluang di tengah kekurangan,
sementara mereka yang hidup dalam ketakutan
melihat kekurangan di tengah peluang.

Mereka berjalan di jalan yang sama,
namun yang satu menatap langit penuh bintang,
dan satu hanya melihat tanah berbatu yang tidak rata di bawah kakinya.
Yang satu berpikir bagaimana caranya untuk jadi pemenang
Sementara yang lain terperangkap dalam ketakutannya sendiri sebagai pecundang.”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“Kesadaran bukan sekadar berpikir positif.
Ia adalah keheningan batin yang memahami hukum semesta:
bahwa apa yang kau tanam dalam pikiran,
akan tumbuh dalam kenyataan.

Bila benihmu adalah rasa syukur, maka hidupmu akan berbuah kedamaian, kegembiraan dan kebahagiaan.
Namun bila tanah hatimu engkau taburi rasa takut, kekhawatiran, keengganan dan seribu alasan, maka segala yang tumbuh akan terasa pahit dan menyakitkan.

Oleh karena itu setiap pagi, sebelum dunia menuntut perhatianmu,
tanyalah pada dirimu sendiri:
“Apakah pikiranku hari ini menciptakan kelimpahan,
atau kekurangan?”

Karena seperti matahari yang tak perlu diingatkan untuk terbit,
demikian pula kesadaran yang benar — ia akan memancarkan terang, semangat, harapan, optimisme, antusiasme bahkan tanpa disuruh.”
Titon Rahmawan