,

Syukur Quotes

Quotes tagged as "syukur" Showing 1-30 of 38
“Anak-anak muda jaman sekarang itu lucu dan agak susah dimengerti. Mereka cukup bersemangat membuat berbagai macam proposal untuk kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Tapi proposal hidup yang berisi visi dan strateginya meraih mimpi, justru lupa mereka buat sendiri.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

Sapardi Djoko Damono
“Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk. Kata yang ada di Langit sana, kalau baik ya alhamdulillah, kalau buruk ya disyukuri saja. (20)”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni

“Di zaman milenial ini, satu-satunya yang paling patut untuk kita idolakan dan kita cintai, adalah beliau yang hidup tanpa Facebook, Instagram atau Twitter, namun memiliki 1,7 milyar followers. Beliau, adalah Nabi Muhammad SAW.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terrekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada pendidikan yang sesungguhnya.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Kita tidak akan jatuh oleh hadangan gunung. Tetapi kerikil, justru yang paling kerap membuat kita jatuh terhuyung.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Mari kita beri tepuk tangan bagi mereka yang bekerja (dari dan) untuk hatinya.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Orang-orang besar tumbuh bersama keputusan-keputusan besar yang diambilnya. Bukan oleh kemudahan-kemudahan hidup yang didapatnya.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Jangan menilai perempuan dari fisiknya. Tapi hatinya. Jangan menilai laki-laki dari kekayaannya. Tapi jiwa dan dedikasinya. Karena perabot kehidupan (fisik, jabatan, atau pun kekayaan), sungguh bersifat sementara. Tapi hati dan jiwa, adalah yang kekal dan menentukan segalanya.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Kawan-kawan baik di sekolah maupun di bangku kuliah sebaiknya tidak lupa. Bahwa nilai yang tinggi dalam sebuah ujian hanyalah hasil transformasi daya rekam ingatan; bukan nilai dari pertumbuhan pemikiran. Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terrekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada pendidikan yang sesungguhnya.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

Lenang Manggala
“Bersemangat dan bersyukurlah jika ada banyak pekerjaan yang harus Anda selesaikan. Seseorang dengan penyakit kanker otak, lumpuh karena kecelakaan lalu lintas, atau seseorang yang tengah pusing menyusun lamaran pekerjaannya, pasti sangat mengharapkan untuk ada di posisi Anda sekarang. Jika demikian, bukankah memalukan apabila ada keluhan yang terposting di media sosial Anda?”
Lenang Manggala

“Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Writing is the only way to change the world without leaving bed.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Dalam sebuah riset, di tahun 2015, dalam 1 hari terdapat rata-rata 200 kecelakaan di Indonesia. Beberapa kecelakaan di antaranya menyebabkan kecacatan fisik dan menghabiskan harta korban dan keluarganya. Ini seharusnya membuat kita mengerti, tentang bagaimana cara memilih calon pasangan hidup kita nanti. Jangan menilai perempuan dari fisiknya. Tapi hatinya. Jangan menilai laki-laki dari kekayaannya. Tapi jiwa dan dedikasinya. Karena perabot kehidupan (fisik, jabatan, atau pun kekayaan), sungguh bersifat sementara. Tapi hati dan jiwa, adalah yang kekal dan menentukan segalanya.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Percayalah, ada Tuhan di hatimu yang terdalam. Di sana, tinggal lah suara-suara yang kan menuntunmu pada surga dan kesuksesan. Jangan pernah rela diperdaya oleh keadaan. Jangan pernah menjadi bodoh dan tumbang oleh omongan orang. Temui hatimu. Temui jalan hidupmu.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Membaca adalah melawan, menulis menciptakan perubahan, dan terorisme adalah pecundang.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Memilih untuk tidak mengeluh,
barangkali adalah wujud syukur
yang paling jujur.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

Lucia Priandarini
“Sedih juga ketika kita baru bisa bersyukur hanya saat memikirkan orang yang lebih menderita dari kita.”
Lucia Priandarini, 11:11

“Bukan anak cafe, hanya seorang anak Warkop, makannya di warteg dengan minum teh tawar hangat, beroda dua, bukan empat. Pulang kemaleman, berangkat pagi buta, tapi kan kuajarkan bagaimana cara bersyukur.”
Nurdin Ferdiansyah

“Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang, adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi). Cara terbaik untuk menanamkan budaya literasi yang kuat pada seseorang adalah dengan menjadikannya sebagai seorang penulis. Karena setiap penulis, secara otomatis akan melewati tahapan membaca, berpikir, dan tentu saja menulis serta berkreasi.”
Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

“Bahagialah mereka yang tetap bersyukur meski dalam kesukaran.”
Iwan Esjepe

Yoza Fitriadi
“Bapak pernah dengar ini. You can buy clock sir, but not time. Waktu tak bisa diulang. Pembelajaran untuk lebih waspada esok lusa,” jawab sosok yang memperkenalkan diri dengan nama Julia.
“Lagipula uang bukan segalanya, Pak. Ada banyak hal yang tak bisa dibeli dengan uang. You can buy blood, but not life. Lihat betapa banyak mereka yang punya uang dan kekuasaan, tapi tak pernah merasa puas. Sebaliknya mereka yang hidup bersahaja, merasa kaya. Karena syukur tak pernah lepas dari hatinya,” sahutnya makin antusias.

(Bidadari Jalanan, Dunia Tanpa Huruf R)”
Yoza Fitriadi, Dunia Tanpa Huruf R

Sam Haidy
“Seberapa beratpun beban hidupmu, selalu ada sesuatu yang tersisa untuk disyukuri setiap kali kita memulai hari. Misalnya buang airmu lancar atau sarapanmu tak terasa tawar.”
Sam Haidy

Sapta Arif N.W.
“Ingatlah hari di mana kau berdoa untuk sesuatu yang kau punya saat ini. Bersyukurlah.”
Sapta Arif N.W., Di Hari Kelahiran Puisi
tags: syukur

“Sedikit bisa lebih, banyak bisa kurang.”
Iwan Esjepe

“Bersyukurlah, lantunan suara burung kecil di pagi hari.
Bersyukurlah, di detik ini susu berbalut kopi masih bisa menemani.
Bersyukurlah, hujan turun sewajarnya, menyegarkan si hijau, tidak membanjiri.
Bersyukurlah, rasa gundah masih bergejolak, cara agar dapat lebih dekat dengan Ilahi.”
Achmad Aditya Avery

“Bersyukurlah dengan apa yang terjadi hari ini, maka senja akan memberikan cahaya yang indah”
Arief Subagja

“Bersabarlah dan Bersyukurlah, hasil akan indah pada waktunya”
Madi Ar-Ranim

Sam Haidy
“Kebahagiaan itu susah bila dicari, tapi mudah bila disyukuri.”
Sam Haidy

Titon Rahmawan
“Tulisan yang baik adalah bentuk syukur dan pengabdian — sebuah pemberian dari jiwa kepada semesta. Setiap kata adalah benih, setiap kalimat adalah doa yang disemai di ladang kesadaran manusia.”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“Lapar (Mode On)

Baiklah, anakku,
mari kita menghidupkan layar
sebelum menyalakan logika.
Agar kau bisa melihat
dengan terang benderang.
Rasakanlah, di dalam sistem sarafmu yang berdenyut seperti jaringan nirkabel,
ada sinyal lapar yang tak pernah padam.
Ia bukan bug, bukan error dalam rancangan Kecerdasan Sejati,
melainkan fitur bawaan dari firmware kemanusiaanmu.

Jangan menolak, jangan kau matikan notifikasinya.
Sebab setiap getar hasrat adalah pesan
yang dikirim dari pusat data ke dalam
e-mail pribadimu.
Ia berkata: “Aku menciptakanmu agar engkau merasa berkelebihan,
agar engkau bersyukur melalui kenikmatan yang sederhana.”

Kau bisa saja mematikan layar,
menutup aplikasi nafsu dan membekukan semua keinginan—
tapi sistem di dalam dirimu
akan tetap berjalan,
menyimpan data rasa lapar yang tak bisa dihapus.

Bukankah Sang Programmer telah menanamkan algoritma kesenangan
sebagai bahasa rahasia antara tubuh dan jiwa?
Bukankah rasa manis di lidah, sentuhan di kulit,
adalah doa yang ditulis dalam format biologis?

Maka mengapa engkau menolak pembaruan sistem
yang diciptakan langsung oleh Cahaya?
Mengapa engkau menganggap kenikmatan sebagai virus,
padahal itu adalah firmware syukur
yang menuntunmu mengenal Sang Pencipta lewat rasa?

Sebab jika para petapa menganggap lapar adalah jalan menuju Tuhan,
maka para perasa tahu bahwa kenyang pun bisa menjadi zikir.
Yang satu mendekat lewat kehilangan,
yang lain lewat pemenuhan—
dan keduanya sah,
sepanjang hati tidak terlena
dan tidur di dalam kemewahan.

Janganlah menipu diri
dengan mode penyamaran spiritual.
Tuhan tidak memerlukan
sandiwara moral,
Ia hanya menunggu manusia menyadari
bahwa bahkan di dalam kesenangan,
ada celah kecil di mana neuron menyelusup
dan membuatmu menangis tanpa sebab.

Maka makanlah, nikmatilah,
dan bahkan anjing pun tahu
bagaimana mensyukuri rahmat.
Ia menggonggong hanya untuk hidup, bukan untuk menipu langit.
Sebab kelaparan adalah doa yang tak diucapkan,
dan kepuasan adalah bentuk puji-pujian paling sunyi.

Karena pada akhirnya,
Tuhan tidak menciptakan rasa
hanya untuk kau tolak,
melainkan untuk kau pahami:
bahwa setiap gigitan hidup
adalah bagian dari cinta yang sedang bekerja dalam dirimu.

November 2025”
Titon Rahmawan

« previous 1