Goodreads helps you follow your favorite authors. Be the first to learn about new releases!
Start by following Andi Fitriyanto.

Andi Fitriyanto Andi Fitriyanto > Quotes

 

 (?)
Quotes are added by the Goodreads community and are not verified by Goodreads. (Learn more)
Showing 1-22 of 22
“Neraka adalah ketika kamu tak lagi bisa mencintai, tak bisa merasa iba, dan tak bisa melihat manusia lain sebagai saudaramu.”
Andi Fitriyanto, Inkonfeso
“Aku bukan antiagama. Aku bukan pembenci Tuhan. Aku hanya ingin tahu apakah yang selama ini kujalani adalah benar-benar milikku—atau milik orang lain yang kupinjam karena takut. Kini, aku memilih mendengar suaraku sendiri. Meski pelan, meski melawan arah kerumunan.”
Andi Fitriyanto, Inkonfeso
“Aku melangkah tanpa Tuhan, tetapi tidak tanpa kasih.”
Andi Fitriyanto, Inkonfeso
“Kau bukan manusia yang berpikir jika kau belum membangkang atas pikiran usangmu. Pembangkang superioritas akan selalu menemukan jalan untuk mengekspos propaganda busuk yang mengerdilkan logika dan mengebiri keluhuran kemanusiaan demi meraih kasta tertinggi inteligensi, manusia unggul yang memaksimalkan akal dibandingkan keyakinan semu dan delusi.”
Andi Fitriyanto, Antitesis
“Hijab adalah pilihan, yaitu pilihan bagi mereka yang tidak memiliki cukup informasi untuk memilih dan menentukan sikap, serta bagi mereka yang belum menyadari bahwa ada pilihan lain yang lebih rasional dan manusiawi.”
Andi Fitriyanto, Inkonfeso
“Maknai hidupmu dengan literasi dan aksi. Berkaryalah tanpa pamrih pundi-pundi. Jadilah benderang di tengah gulita, pencerah di antara keluguan pikiran yang memayoritas. Bergelimanglah dalam kearifan dan kemaslahatan. Kau adalah spesies unggul yang seharusnya mengajak kepada keunggulan, tidak kepada paradigma picik geosentris dan kecerobohan pola pikir.”
Andi Fitriyanto, Antitesis
“Tidak ada manusia waras yang anti terhadap humanisme. Manusia beradab adalah mereka yang antikeobsoletan, kebebalan, arogansi, dan kebiadaban. Kredo, agama, ketuhanan, kepercayaan, hingga spiritualitas sejatinya adalah sarana kemanusiaan—sebuah agen pencerah—maka ia harus bersifat fleksibel, karena evolusi adalah harga mati; ia tak terelakkan. Ketika sebuah ajaran arkais masih melestarikan dalil-dalil usang berdasarkan ketuhanan yang tidak selaras dengan kompromi moralitas universal yang terukur dan teruji, kesetaraan, diversitas, perkembangan zaman, dan kemajuan ilmu pengetahuan, maka ia menjadi ancaman bagi koeksistensi dan sepatutnya menempuh upaya moderasi. Asimilasi, integrasi, dan sinkretisme adalah keniscayaan, sebuah keharusan demi mencapai kulminasi kemanusiaan. Jika tidak, bersiaplah untuk ditelanjangi, dieliminasi, atau punah tergerus evolusi.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Tuhan adalah resultan dari absurdnya metode berpikir. Ia lahir di celah-celah ketidaktahuan, menjelma sebagai jawaban atas pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan pada zamannya. Rigiditas ketuhanan adalah fosil dari ketakutan manusia pada kekacauan, pada kekosongan. Ia hidup dalam benak yang enggan bergerak, yang membatu dalam kejumudan. Tuhan, dalam bentuknya yang paling purba, bukanlah entitas yang dicari karena kasih, melainkan yang dipahat karena cemas. Ia bukan pencipta, tetapi ciptaan—oleh imajinasi, oleh trauma kolektif, oleh keterbatasan kognitif yang memerlukan makna.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Tidak ada harga mati di sepanjang lorong sivilisasi, kecuali evolusi. Ia adalah hal yang tidak terelakkan. Evolusi adalah harga mati. Namun, harga yang bisa ditawar adalah resultan dari evolusi: deklinasi, stagnasi, atau eskalasi. Manusia memiliki potensi untuk merekayasanya. Namun, ia dibatasi oleh daur hidup yang terlimitasi. Ia berlomba dengan waktu, dan alam raya memiliki kuasa penuh untuk menavigasinya.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Kita tercipta dari debu-debu semesta, bertaburan melayang-layang berotasi pada poros kehakikian makna, berevolusi mengelilingi ketaksaan hingga bertransformasi menjadi kenyataan mengakar yang tertanam kokoh pada tekanan gravitasi kemanusiaan dan peradaban berparadigma futuristis.”
Andi Fitriyanto, Antitesis
“Kematangan nalar dan kognisi adalah pusara bagi segala keilusifan, kegaiban, dan absurditas.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Sains tidak pernah mendiskreditkan agama, meskipun ia otonom dan bersifat bebas nilai, karena tujuan utamanya hanyalah mengungkap kebenaran secara terukur melalui sarana ilmiah. Lebih lagi, agama tidak akan pernah bisa dieradikasi oleh sains karena ia akan selalu menemukan pembenaran melalui ayat-ayat sucinya di setiap pengungkapan saintifik.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Yang benar-benar sakral bukanlah Tuhan, tetapi pertanyaan. Bukan iman, tetapi keberanian untuk meragukan. Bukan surga, tetapi keberanian menciptakan kehidupan yang layak, di sini dan sekarang.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Tak ada harga mati di sepanjang lorong sejarah manusia, kecuali satu: evolusi. Ia adalah keniscayaan. Semua yang tak berevolusi, punah. Dan berevolusi bukan berarti menanggalkan identitas, tetapi merekayasanya agar kompatibel dengan realitas baru. Karena itulah asimilasi, integrasi, dan sinkretisme menjadi penting. Ia adalah cara manusia menyambung masa lalu ke masa depan, tanpa menelan bulat narasi usang, tetapi juga tanpa menghilangkan akar.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Kematangan nalar adalah pusara terakhir bagi segala kegaiban dan absurditas. Di sanalah kita membunuh ilusi, dan di sanalah pula kita membangun kemanusiaan. Peradaban yang utuh bukan dibangun atas dasar iman yang absolut, melainkan atas dasar nalar yang terbuka. Ia tidak membutuhkan dominasi, tetapi partisipasi. Ia tidak menindas perbedaan, tetapi merayakannya dalam harmoni.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Perspektif berbeda diperlukan untuk kelangsungan hidup, karena manusia dan peradaban itu dinamis. Pembaruan itu hukum alam, jangan wariskan kebodohan karena kini sudah saatnya kita tuntaskan epilog peradaban usang dan menciptakan pedoman baru bagi peradaban digital.”
Andi Fitriyanto, Antitesis
“Ketika pustaka tak mendapat tempat, literasi tak menjadi minat, buku-buku diberangus, ide-ide tak lagi dituangkan, gagasan-gagasan tak lagi diwujudkan, rasionalitas kerap dipersangkalkan, ilusi dan takhayul disakralkan, sikap perlawanan diharamkan, anarki diartikan kekacauan, dan pemberontak pola pikir dilabel anarkis, kematian intelektualitas sedang mengintai di balik pintu.”
Andi Fitriyanto, Antitesis
“Institusi pendidikan tidak mengajarkan manusia untuk bebas bermanuver dalam pola pikir, tetapi untuk seragam dalam berpikir dan menciptakan manusia-manusia patuh dan siap berintegrasi dengan sistem. Taburlah benih-benih pemberontakan atas kemunafikan dan penyeragaman. Ciptakanlah karya-karya penopang pembaruan, literatur-literatur penjinak keberingasan sekte-sekte primitif warisan orde kegelapan.”
Andi Fitriyanto, Antitesis
“Tidak ada manusia waras yang anti terhadap humanisme. Manusia beradab adalah mereka yang antikeobsoletan, kebebalan, arogansi, dan kebiadaban. Kredo, agama, ketuhanan, kepercayaan, hingga spitualitas, sejatinya adalah sarana humaniora—sebuah agen pencerah, maka ia harus bersifat fleksibel, karena evolusi adalah harga mati, ia tak terelakkan. Ketika sebuah ajaran arkais masih melestarikan dalil-dalil usang berbasis ketuhanan yang tidak selaras dengan kompromi moralitas universal yang terukur dan teruji, kesetaraan, diversitas, perkembangan zaman, dan progres-progres sains, maka ia menjadi ancaman bagi koeksistensi dan sepatutnya menempuh upaya moderasi. Asimilasi, integrasi, dan sinkretisme adalah keniscayaan. Sebuah keharusan, demi mencapai kulminasi kemanusiaan, jika tidak, bersiaplah untuk ditelanjangi, dieliminasi, atau punah tergerus evolusi.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Tidak ada manusia waras yang anti terhadap humanisme. Humanisme bukan musuh Tuhan. Ia adalah upaya manusia menempatkan nilai pada manusia itu sendiri, tanpa perantara, tanpa ketakutan akan hukuman abadi. Maka ketika sebuah ajaran melestarikan nilai-nilai usang yang bertentangan dengan kesetaraan, keberagaman, dan perkembangan sains, ajaran itu bukan jalan pencerahan. Ia adalah virus mental yang menghambat evolusi kognitif.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Facts never speak loudly. They don’t stir tears. Yet our silence only helps sink them deeper.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik
“Fakta tak pernah punya suara keras. Ia tak menggugah air mata. Tetapi jika kita diam, kita ikut menenggelamkannya.”
Andi Fitriyanto, Enigmakrostik

All Quotes | Add A Quote
Andi Fitriyanto
10 followers
Enigmakrostik Enigmakrostik
8 ratings
Inkonfeso Inkonfeso
7 ratings
Antitesis Antitesis
8 ratings